Sign up with your email address to be the first to know about new products, VIP offers, blog features & more.

[mc4wp_form id="5"]

Mengenang Perjuangan Tumenggung Bahurekso

By Posted on 0 2 m read 10.7K views

Kendal  ~  Pemerintah kabupaten Kendal dan jajaran Forkopimda beserta  seluruh elemen masyarakat kabupaten Kendal kembali menyambut penuh semangat mengenang peristiwa yang bersejarah dengan upacara peringatan Hari Jadi Kabupaten Kendal bertempat di Alun-alun Kendal. Tak terasa sudah 413  tahun, sejarah kabupaten Kendal diperingati dengan berbagai nuansa yang melingkupi.

Sejarah berdirinya Kabupaten Kendal tidak terlepas dari peranan sosok ulama yang disegani bernama Ki Tumenggung Bahurekso yang juga seorang admiral angkatan laut dan gubernur pesisir Jawa bagian Utara. Tokoh sentral  yang pada tanggal 12 Robiul Awal 1412 Hijriyah atau bertepatan dengan  tanggal 28 Juli 1605 dikukuhkan sebagai  Bupati Kendal yang pertama.

Beliau dikenal sebagai sosok pejuang yang heroik. Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Kendal nomor 20 tahun 2006, tentang Hari Jadi kabupaten Kendal menetapkan “Jumenengan”, tanggal dilantiknya Tumenggung Bahurekso sebagai Bupati Kendal tersebut dicatat sebagai  momentum awal berdirinya Kabupaten Kendal. Oleh karena itu, untuk mengenang tokoh sejarah Kendal yang legendaris itu, Pemkab Kendal melakukan ziarah ke makam beliau.

Ziarah ke makam bupati pertama Kabupaten Kendal Tumenggung Bahurekso dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kendal Moh Thoha di Desa Lebaksiu Kidul Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal. Sebelum melakukan ziarah Sekda dan rombongan terlebih dahulu bersilaturahmi mampir berkunjung ke kantor Setda Kabupaten Tegal yang disambut Sekda Tegal di Pendopo Amangkurat Pemerintah Kabupaten Tegal.

Kepemimpinan dan perjuangan Tumenggung Bahurekso sebagai Bupati pertama Kabupaten Kendal yang nama mudanya Joko Bahu akan senantiasa dikenang oleh keluarga besar Kendal. Bukan saja karena keberaniannya dalam memperjuangkan kehidupan rakyat yang menjadi perhatian dan pengabdian. Kecerdasan, kerja keras dan keberhasinyal dalam membagun daerah Kendal, menjadi dasar bagi Sultan Agung raja Mataram Islam mengangkatnya menjadi Bupati Kendal dan panglima Perang Mataram Islam menghadapi VOC di Batavia kala itu.

Menurut catatan Belanda, Tumenggung Bahurekso tewas bersama 200 pasukannya saat berperang melawan Belanda pada tanggal 21 Oktober 1628 karena tertembak senapan laras panjang prajurit VOC. Namun catatan Belanda tersebut dibantah oleh tokoh sejarah dalam catatan Babad Jawa. Sejarah Banten juga mencatat bahwa Panglima Perang Tumenggung Bahurekso tidak tewas dalam peperangan saat terkena pecahan peluru penjajah.

Dalam catatan sejarah versi babad dijelaskan, tanggal 21 September 1628 Panglima Perang Tumenggung Bahurekso melakukan serangan besar-besaran ke Benteng Pertahanan VOC Belanda di Batavia Jakarta. Dua pasukan Tumenggung Bahurekso yaitu Pasukan Panah Api Surogenen dan Pasukan Wirabraja jam 05.30, melakukan serangan besar-besaran dari 2 arah yang berbeda. Serangan Pasukan Tombak Wirabraja Tumenggung Bahurekso tersebut dihadapi Belanda dengan Pasukan Pedang VOC.

Belanda juga memuntahkan senjata api Meriam secara bertubi-tubi ke arah Tumenggung Bahurekso dan pasukannya. Salah satu serangan senjata Pasukan VOC tersebut mengenai Tumenggung Bahurekso. Salah Satu Kaki Tumenggung Bahurekso mengalami luka dan patah terkena terkena pecahan peluru akibat serangan Meriam Belanda itu. Karena dalam kondisi terluka dan kaki patah, pasukan diperintahkan untuk mundur. Pasukan Adipati Ukur mundur ke arah hutan Lumbung Parahiyangan Tengah.

Dua anak buah Tumenggung Bahurekso yaitu Tumenggung Mandurorejo dan Tumenggung Suro Agul-agul menyembunyikan Tumenggung Bahurekso di Tempat Persembunyian. Serangan yang dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso tersebut tidak berhasil namun Tumenggung Bahurekso tidak tewas. Di tempat persembunyian yang dirahasiakan dari kejaran penjajah Belanda itu, Bupati Pertama Kabupaten Kendal Tumenggung Bahurekso mendapat perawatan. Hingga beberapa waktu, kisah hidup selanjutnya tidak banyak terungkap dalam catatan sejarah.   (dari berbagai sumber)

Bagikan Artikel ini...